Waduh, Lebaran Disambut Harga Pangan Naik

Waduh, Lebaran Disambut Harga Pangan Naik

CIREBON-Arus mudik terus mengalir. Lebaran segera tiba. Dan, harga-harga kebutuhan pokok pun mulai mengalami kenaikan. Daging sapi mencatatkan kenaikan paling signifikan. Harga daging rata-rata naik hingga mencapai angka Rp118.000 per kilogram. \"\"Di beberapa pasar tradisional di Cirebon, harga daging sapi mengalami kenaikan. Di Pasar Babakan, Kabupaten Cirebon misalnya. Per 11 Juni kemarin harga daging sapi mencapai Rp130 ribu per kilogram. Komoditas lain yang mengalami kenaikan antara lain adalah ayam, dan cabai. Harga ayam sebelumnya ditegaskan oleh Kementerian Perdagangan melalui Permendag 62 Tahun 2018 bahwa harga ayam di tingkat eceran sebesar Rp31.500/kg (Jatim dan Jateng), Rp33.000/kg (DKI, Jabar, dan Banten), serta Rp34.000/kg (luar Jawa). Namun di sejumlah pasar, harga ayam telah mencapai harga Rp35 ribu sampai Rp36 ribu per kilogram. Bahkan di Pasar Babakan Cirebon per 11 Juni sudah mencapai angka Rp38 ribu per kilogram. Di samping ayam, harga cabai juga naik bervariasi antara Rp1.000-2.000 per kilogram. Misalnya saja cabai rawit merah yang dibanderol dengan harga Rp40.000/kg atau naik sekitar Rp1.500 dibanding sebelumnya. Kemudian cabai merah besar dihargai Rp42.000/kg atau naik sekitar Rp2.000 dibandingkan dengan awal Juni. Untuk mengantisipasi harga daging, sebenarnya pemerintah telah menginjeksi pasar dengan daging kerbau yang diimpor pada awal tahun lalu. Direktur Pengadaan Bulog Adrianto Wahyu Adi mengatakan periode puasa-lebaran ini Bulog sudah menggelontorkan 16.000 ton daging kerbau ke pasaran. “Tapi bisa saja memang masyarakat tidak terlalu suka daging kerbau,” katanya. Meski demikian, jika dilihat dari serapan daging kerbau ini di pasaran, Adrianto mengatakan permintaan dari para distributor daging cukup kencang. “Ini juga membuktikan bahwa daging tersebut sebenarnya laris,” katanya. Selain itu, saat ini stok daging di gudang Bulog sudah menipis. Hanya tersisa 4.000 ton. Adrianto mengatakan Bulog bersiap mendatangkan lagi 34.000 ton dari India. “Pemasok juga sebenarnya kewalahan. Ini berarti di dalam negeri masih laris,” katanya.  (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: